r7emS8Ojedt65alz0iXYZAo_SNc SKRIPSI BAHASA INDONESIA: KEMAMPUAN MEMBACA DALAM HATI DAN ALTERNATIF MODEL PEMBELAJARANNYA

Ads 468x60px

Saturday, October 6, 2012

KEMAMPUAN MEMBACA DALAM HATI DAN ALTERNATIF MODEL PEMBELAJARANNYA


PROPOSAL PENELITIAN

1.1  Latar Belakang Masalah
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia merupakan kerangka kompetensi yang harus diketahui, dilakukan, dan dimahirkan oleh siswa pada setiap tingkatan (Depdiknas, 2001: 8). Kerangka ini disajikan dalam tiga komponen utama yaitu kompetensi dasar merupakan uraian yang memadai atas kemampuan yang harus dikuasai siswa dalam berkomunikasi lisan (mendengarkan dan berbicara) dan tulis (membaca dan menulis) sesuai kaidah bahasa dan sastra Indonesia, serta mengapresiasi sastra.
Salah satu komponen kurikulum adalah kegiatan belajar mengajar dan evaluasi. Kurikulum pada akhimya sangat ditentukan oleh pelaksanaannya di lapangan dalam bentuk proses belajar mengajar sebagai upaya mencapai hasil belajar mengajar berupa kompetensi yang dikuasai siswa. Suatu proses belajar dapat diukur keberhasilannya dengan evaluasi belajar. Hasil evaluasi belajar itu dapat menunjukan tingkat kompetensi yang dikuasai siswa. Dengan demikian penelitian tentang kemampuan membaca dalam hati yang telah diajarkan kepada siswa melalui suatu proses belajar mengajar menjadi teramat penting untuk mengukur tingkat ketercapaian kurikulum.
Pada pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, guru juga dituntut untuk dapat mengembangkan kompetensi siswa dibutuhkan melalui pengajaran yang berpusat pada siswa. Hal ini berarti bahwa guru harus dapat membuat suatu perencanaan pengajaran dalam suatu model pembelajaran yang dapat mengembangkan potensi siswanya dengan tepat Pembuatan model pembelajaran dirancang oleh guru sebagai pengembang silabus dan sekaligus persiapan proses belajar mengajar. Penelitian tentang pembuatan model pembelajaran menjadi teramat penting sebagai kompetensi seorang guru maupun calon guru.
Dalam pengembangan kurikulum di tingkat sekolah, guru diharapkan lebih mandiri dan leluasa dalam menentukan bahan ajar sesuai dengan kondisi lingkungan dan kemampuan siswa. Salah satu kompetensi dasar adalah membaca dalam hati yang merupakan kompetensi yang harus dimiliki atau dikuasai siswa. Dengan demikian, pengembangan kompetensi dasar membaca dalam hati di tingkat sekolah dasar untuk pengembangannya diserahkan kepada guru. Hal ini menjadi latar belakang perlunya penelitian tentang pembelajaran membaca dalam hati.
Berdasarkan uraian di atas, maka kompetensi dasar membaca dalam hati pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan merupakan salah satu aspek pelaksanaan fungsi mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia, yaitu sarana penyebarluasan pemakaian bahasa dan sastra Indonesia yang baik. Dengan demikian, penyusunan silabus, model pembelajaran dan uji coba pelaksanaan membaca dalam hati sebagai kompetensi dasar pada mata pelajaran Bahasa Indonesia berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan sangat penting untuk diteliti dan dikembangkan.
Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata/bahasa tulis. Suatu proses yang menuntut agar sekelompok kata yang merupakan sutu kesatuan akan terlihat dalam suatu pandangan sekilas, dan agar makna kata-kata secara individual akan dapat diketahui.
Dari segi linguistik, membaca adalah suatu proses penyandian kembali daiam pembacaan sandi (a recording and decording proses), berlainan dengan berbicara dan menulis yang justru melibatkan penyandian (enconding). Sebuah aspek pembacaan sandi (decoding) adalah menghubungkan kata-kata tulis {written word) dengan makna bahasa lisan (oral language meaning) yang mencakup pengubahan tulisan/cetakan menjadi bunyi yang bermakna (Anderson daiam Henry Guntur Tarigan, 1987: 7).
Tujuan pembelajaran bahasa Indonesia SD/MI dalam bidang mambaca adalah menggunakan berbagai jenis membaca untuk memahami wacana berupa petunjuk, teks panjang, dan berbagai karya sastra untuk anak berbentuk puisi. Secara gamblang dapat disimpulkan bahwa tujuan tersebut: yaitu agar siswa terampil berbahasa. Seseorang dikatakan terampil berbahasa apabila mereka telah menjadi pendengar, pembicara, pembaca, dan penulis yang baik. Untuk itulah pembelajaran bahasa Indonesia harus di arahkan ke sana.
Pada dasarnya setiap keterampilan tersebut tidak dapat diajarkan secara mandiri tetapi harus terintegrasi. Pengajaran membaca misalnya, harus dikaitkan dengan mendengarkan, berbicara, maupun menulis. Oleh karena itulah dua aspek yang menjadi materi pengajaran bahasa Indonesia, yaitu kebahasaan dan sastra sebenamya hanya sebagai penunjang keempat aspek keterampilan tersebut.
Pencapaian hasil pembelajaran membaca berkaitan erat dengan beberapa komponen pembelajaran, diantaranya berkaitan erat dengan penentuan teknik pembelajaran. Teknik pembelajaran sangat beragam dan memiliki kelemahan dan kelebihan masing-masing. Sebuah metode dan teknik yang dipilih guru belum tentu cocok untuk mengajarkan suatu materi. Jadi sebenamya gurulah yang memegang kendali proses belajar mengajar di kelas. Pemilihan teknik mengajar ditentukan oleh banyak faktor, diantaranya adalah karakteristik materi pelajaran.
Teknik SQ3R merupakan salah satu teknik pembelajaran membaca yang banyak digunakan guru. Teknik ini secara teoritis bisa digunakan untuk mengajar membaca dalam hati. Tahapan-tahapan teknik SQ3R ini diprediksikan akan banyak melibatkan siswa dalam melakukan kegjatan belajar mengajar membaca.
Berdasarkan paparan di atas, penulis akan melakukan penelitian yang berkenaan dengan kemampuan membaca dalam hati yang dirumuskan melalui judul "Kemampuan Membaca Dalam Hati dan Alternatif Model Pembelajarannya (Studi Deskriptif terhadap Siswa Kelas V SD 2009-2010)."

1.2  Batasan dan Rumusan Masalah
1.2.1       Batasan Masalah
Pembatasan masalah sangat perlu bagi penelitian. Membatasi masalah berarti merencanakan penelitian yang disesuaikan dengan kedalaman materi, waktu, dan dana yang tersedia. Berikut ini batasan masalah yang menjadi ruang lingkup penelitian.
1)     Materi yang dijadikan bahan penelitian ini adalah kompetensi dasar membaca dalam hati yang merupakan aspek membaca dalam KTSP.
2)     Kemampuan membaca dalam hati siswa kelas V SD tahun 2009-2010.
3)     Model pembelajaran alternatif membaca dalam hati akan menggunakan Teknik SQ3R.

1.2.2       Rumusan Masalah
Setiap penelitian memerlukan rumusan masalah yang konkrit dan realistis. Sesuai pembatasan masalah tersebut di atas, maka dalam penelitian ini sebagai acuan dan pedoman pelaksanaan penelitianya digunakan perumusan masalah sebagai berikut
1)     Bagaimanakah kemampuan membaca dalam hati siswa kelas V SD tahun 2009-2010?
2)     Apakah teknik SQ3R dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif model pembelajaran membaca dalam hati di kelas V SD tahun 2009-2010?

1.3  Tujuan Penelitian
Yang dimaksud dengan tujuan penelitian yaitu target tertentu yang akan dicapai dalam kegiatan penelitian (Hasyim dalan Bakry, 1994: 3). Tujuan penelitian ini adalah ingin memperoleh deskripsi data tentang:
1)     Kemampuan membaca dalam hati siswa kelas V SD Bandung tahun 2009-2010.
2)     Model pembelajaran dengan teknik SQ3R sebagai alternatif model pembelajaran membaca dalam hati di kelas V SD tahun 2009-2010.
1.4  Manfaat Hasil Penelitian
Hasil penelitian tentang Kemampuan membaca dalam hati siswa kelas V SD tahun 2009-2010 ini diharapkan dapat bermantaat bagi berbagai pihak. Di antaranya penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi:
1)     Peneliti
a)     Secara administratif penelitian ini bermanfaat untuk menyusun skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan bahasa dan sastra Indonesia
b)     Secara teoritis, penelitian ini bermanfaat menambah wawasan keilmuan dan kebahasaan, khususnya tentang proses belajar mengajar membaca dalam hati berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.
c)      Secara praktis, penelitian ini akan bermanfaat dalam hal menambah pengalaman melakukan kegiatan penelitian.
2)     Guru dan Murid
a)     Penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai suatu alat pengembangan proses belajar mengajar yang bervariasi untuk pengembangan bahan pembelajaran dan kompetensi bagi siswa.
b)     Hasil penelitian ini bermanfaat untuk mengetahui hasil belajar siswa melalui hasil evaluasi dan kompetensi dasar membaca dalam hati.
3)     Bagi Sekolah, Dinas Pendidikan, dan Universitas
a)     Penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu masukan untuk bahan kajian dan perbandingan dalam pengembangan materi pembelajaran membaca dalam hati karena telah tersedia gambaran objektik tentang kemampuan membaca dalam hati siswa.
b)     Sebagai dokumentasi aktivitas akademik dan partisipasi aktif sekolah dan universitas dalam salah satu penelitian dan pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.

1.5  Anggapan Dasar dan Hipotesis
1.5.1       Anggapan Dasar
Penelitian ini dilandasi oleh beberapa anggapan dasar, yakni:.
1)      Materi membaca dalam hati dalam kurikulum dan hasil belajar kompetensi dasar mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia SD dan Madrasah Ibtidaiyah merupakan kompetensi dasar aspek membaca yang harus diajarkan dikelas V SD.
2)      Kemampuan siswa kelas V SD tahun 2009-2010 dalam membaca dalam hati berbeda-beda.
3)      Membaca dalam hati merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang dapat ditingkatkan melalui proses pembelajaran.

1.5.2       Hipotesis
Dalam penelitian ini, penulis hanya akan membuktikan satu hipotesis yang berbunyi "Siswa kelas V SD tahun 2009-2010 belum mampu membaca dalam hati dengan baik."
1.6  Definisi Operasional
Agar penelitian ini tidak ditafsirkan secara berbeda oleh pembaca, maka penulis perlu menjelaskan istilah-istilah kunci yang terdapat dalam judul penelitian.
1)     Kemampuan
Kemampuan secara harfiah bermakna kesanggupan, kecakapan, atau kekuatan berdasarkan makna tersebut, maka yang dimaksud dengan kemampuan dalam penelitian ini adalah kesanggupan atau kecakapan siswa dalam menyerap informasi yang terdapat dalam sebuah bacaan melalui kegiatan membaca dalam hati.
2)     Membaca dalam hati
Materi membaca dalam hati yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kompetensi dasar aspek membaca yang dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan harus diajarkan di kelas V SD semester genap. Membaca dalam hati adalah kegiatan membaca yang hanya mempergunakan ingatan visual dengan melibatkan pengaktifan mata dan ingatan. Tujuan utama membaca dalam hati ialah untuk memperoleh informasi
3)     Model pembelajaran
Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang mendeskripsikan dan melukiskan prosedur yang sistematik dalam mengorganisasikan pengalaman belajar dan pembelajaran untuk mencapai tujuan belajar. Model pembelajaran yang dimaksud adalah model pembelajaran membaca dalam hati dengan teknik SQ3R. Jadi, model pembelajaran membaca dalam hati dengan teknik SQ3R adalah kerangka konseptual yang berupa skenario pembelajaran yang merupakan salah satu bentuk persiapan belajar mengajar berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang dilakukan dengan cara mensurvei isi, mengajukan pertanyaan yang berdasarkan isi bacaan, membaca isi, menceritakan isi bacaan, dan meninjau kembali isi bacaan tersebut.
Berdasarkan beberapa definisi operasional tersebut, maka yang dimaksud dengan kemampuan membaca dalam hati dan alternatif model pembelajarannya adalah kesanggupan atau kecakapan siswa dalam menyerap informasi yang terdapat dalam sebuah bacaan melalui kegiatan membaca dalam hati dan berisi kerangka konseptual yang berupa skenario pembelajaran yang merupakan salah satu bentuk persiapan belajar mengajar berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang dilakukan dengan cara mensurvei isi, mengajukan pertanyaan yang berdasarkan isi bacaan, membaca isi, menceritakan isi bacaan, dan meninjau kembali isi bacaan tersebut.

1.7  Metode dan Langkah-langkah Penelitian
1.7.1       Sumber Data
Data utama yang diperlukan dalam penelitian ini adalah kemampuan membaca dalam hati yang direfleksikan melalui pemahaman siswa atas isi bacaan yang dikuantifikasi melalui angka-angka. Angka-angka tersebut diperoleh dari hasil tes yang telah diolah. Oleh karena itu, sumber data utama penelitian ini adalah siswa kelas V. Di samping itu, sumber data pendukung adalah guru kelas V.
Siswa kelas V SD terdiri atas 1 kelas dengan jumlah siswa 37 orang, yakni 20 siswa laki-laki dan 17 siswa perempuan. Dalam penelitian ini semua siswa kelas V tersebut dijadikan sumber data penelitian Penulis dalam penelitian mengambil sampling purposif, yakni seluruh siswa kelas V. Oleh karena itu hasil dari penelitian ini hanya berlaku untuk kelas V tidak berlaku untuk kelas lainnya.
1.7.2       Pupulasi dan Sampel Penelitian    
1.7.2.1            Pupulasi Penelitian
Pupulasi adalah sejumlah individu yang terdapat di dalam kelompok tertentu dijadikan sebagai sumber data yang berada dalam daerah yang jelas batas batasnya serta mempunyai pola unik dan memiliki keseragaman ciri-ciri di dalamnya yang dapat diukur secara kuantitatif untuk memperoleh suatu kesimpuian dari suatu penelitian.
Berdasarkan pernyataan di atas, maka yang menjadi pupulasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V SD sebanyak 37 orang, yakni 20 siswa Iaki-laki dan 17 siswa perempuan.
1.7.2.2            Sampel Penelitian
Sampel adalah sejumlah individu yang mewakili pupulasi. Jenis sampel di dalam penelitian ini adalah Purposive sample yaitu sampel yang digunakan berdasarkan ciri-ciri atau sifat populsi yang sudah diketahui sebelumnya dan digunakan untuk tujuan tertentu saja (Suyatoa Basar, 1993).
Dalam penelitian ini, penulis menentukan sampel dengan cara random sebanyak 15 siswa. Penentuan ini didasarkan kepada pertimbangan bahwa sampel tersebut mampu mewakili pupulasi penelitian ini.
1.7.3       Metode Penelitian
Metode yang tepat untuk menjawab dan mencapai tujuan penelitian di atas adalah metode deskriptif. Metode deskriptif merupakan metode penelitian yang bertujuan untuk memberikan gambaran objektif mengenai permasalahan yang sedang terjadi pada masa sekarang. Hal ini sejalan dengan pendapat Surakhmad (1990: 147) yang menegaskan bahwa metode penelitian deskriptif adalah penelitian penelitian yang menuturkan dan menafsirkan data yang ada, misalnya tentang situasi yang dialami, satu hubungan kegiatan, sikap yang nampak atau tentang satu proses yang sedang berlangsung, pengaruh yang sedang bekerja, kelainan yang sedang muncul, kecenderungan yang nampak, pertentangan yang meruncing dan sebagainya.
Metode tersebut peneliti anggap tepat dengan pertimbangan sebagai berikut.
a.      Memusatkan diri pada pemecahan-pemecahan masalah yang ada pada masa sekarang;
b.      Data yang dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan, dan kemudian dianalisis; dan
c.      Permasalahan dan subjek penelitian ini adalah tentang kemampuan membaca dalam hati siswa kelas V SD 2009-2010 yang dilaksanakan pada saat ini.
1.7.3.1            Teknik Pengumpulan Data
Untuk mendukung metode deskriptif tersebut, akan menggunakan teknik-teknik berikut ini.
a.      Tes
Teknik ini dilakukan untuk mencari data tentang kemampuan membaca dalam hati yang direfleksikan melalui pemahaman siswa atas isi bacaan yang, dikuantifikasi melalui angka-angka. Angka-angka tersebut diperoleh dari hasil tes yang telah diolah. Bentuk tes yang digunakan adalah tes objektif (multiple choice dengan 4 options). Hasil tes ini selanjutnya akan disebut data (1); kenmmpuan membaca dalam hati.
b.      Teknik Studi Dokumenter
Teknik studi dokumenter digunakan untuk memperoleh data (2). Penulis membaca dokumen yakni buku Kurikulum dan Hasil Belajar Kompetensi Dasar Mata Pelajaran bahasa dan Sastra Indonesia SD dan MI. Untuk menghasilkan kompetensi dasar, hasil belajar, dan indikator. Selanjutnya studi dokumentasi dilakukan dengan cara membaca buku Pengembangan Silabus Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, untuk menghasilkan format silabus. Hasil studi dokumentasi dari kedua buku sumber utama tersebut, penulis mencoba membuat silabus membaca dalam hati, silabus inilah data (2). Berdasarkan data (2), Penulis membuat model pembelajaran membaca dalam hati. Untuk menghasilkan model ini Penulis melakukan studi dokumentasi dengan membaca buku-buku yang memuat teori teknik SQ3R. Hasil bacaan dari teori tersebut penulis terapkan untuk membuat model pembelajaran membaca dalam hati. Model inilah yang dijadikan data (2).
1.7.3.2            Teknik Pengolahan Data
Teknik pengolahan data yang penulis gunakan dalam penelitian ini, yaitu teknik analisis kuantitatif dengan menggunakan statistik sederhana yang digunakan untuk data yang berbentuk angka yaitu data (1).
Teknik analisis kuantitatif (berbentuk angka-angka) dalam rangka menganalisis data tentang kemampuan membaca dalam hati yang direfleksikan melalui pemahaman siswa atas isi bacaan yang dikuantifikasi melalui angka-angka; dilakukan melalui langkah-langkah berikut ini.
  1. Memeriksa kelengkapan identitas dan kelayakan jawabannya;
  2. Menyekor dan menilai hasil tes kemampuan membaca dalam hati siswa SD.
  3. Mendeskripsikan dan menganahsis hasil tes membaca dalam hati Unsur-unsur yang akan dideskripsikan dan dianalisis meliputi hal-hal berikut.
1)     Kelompok jawaban benar dan jawaban salah pada setiap nomor soal.
2)     Persentase jawaban benar dan jawaban salah dan perbandingannya.
  1. Mengubah dan menerjemahkan data-data angka (kuantitatif) ke dalam skala kualitatif dengan berpedoman kepada skala penilaian. Berikut ini adalah pedoman penerjemahan skala kuantitatif (angka-angka) menjadi skala kualitatif;
  2. Menganalisis dan mendeskripsikan kemampuan membaca dalam hati siswa berdasarkan hasil analisis tahap sebelumnya.
  3. Membahas hasil penelitian dengan cara menyajikan data dan menghubungkannya dengan teori-teori penelitian yang relevan;
  4. Membuktikan hipotesis yang telah penulis susun; dan h. menjawab permasalahan dan menyusun simpulan penelitian. Pemecahan masalah dan penyusunan simpulan berpedoman kepada hasil deskripsi data, analisis, dan pembahasan penelitian.

1.8       Instrumen Penelitian
Penelitian ini menggunakan instrumen berapa alat evaluasi yang berbentuk soal-soal tes tertulis. Soal berbentuk pilihan ganda berjumlah 10 dengan 4 option. Berikut ini penulis sajikan kisi-kisi dan kriteria penilaiannya.
Penilaian soal pilihan ganda dihitung berdasarkan jumlah jawaban benar. Setiap soal berbobot 1. Penentuan nilai akan dihitung dengan rumus tersebut di atas. Berdasarkan penghitungan dengan rumus tersebut, serta hasil konversi nilai 100, maka perolehan nilai tertinggi atau maksimum soal tersebut adalah 100. Hasil pengolahan pada hasil tes ini akan dijadikan bahan untuk menjawab permasalahan (1), yakni kemampuan membaca dalam hati.

1.9       Model Analisis
Pada bagian ini, akan penulis kemukakan salah satu contoh analisis data sebagai model dalam menganalisis data-data yang telah dikumpulkan melalui beberapa teknik yang telah dijelaskan di muka.
Contoh berikut ini adalah model analisis data kemampuan membaca dalam hati siswa kelas V SD tahun 2009-2010.
Contoh:
Siswa A memperoleh jawaban benar sebanyak 8
Merujuk kepada ramus penyekoran di atas, yakni:
Berdasarkan hasil perhitungan di atas, diperoleh nilai 80. Nilai tersebut kemudian diinterpretasikan kedalam pedoman penilaian. Pedoman penilaian menunjukkan standar perubahan angka-angka kedalam skala kualitas. Maka, dapat disimpulkan bahwa kemampuan membaca dalam hati siswa (A) kelas V SD tahun 2009-2010 berada pada Kualifikasi baik.

DAFTAR PUSTAKA


Arikunto, S. 1992. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta; Rineka Cipta.
Ahmadi, M. 1990. Strategi Belajar Mengajar Keterampilan berbahasa dan Apresiasi Sastra. Malang; YA3.
Burhan, J. 1982. Metode Pengajaran Bahasa Indonesia. Jakarta; Bhratar Karya Aksara.
Dahlan, MD. 1990. Model-model Mengajar. Bandung; Diponegoro.
Depdiknas RI. 2001. Kurikulum Berbasis Kompetensi Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia Sekolah Menengah Pertama. Jakarta; Pusat Kurikulum-Badan Penelitian dan Pengembangan Depdiknas RI.
Departemen Pendidikan Nasional. 2002. Kurikulum Berbasis Kompetensi Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama. Jakarta.
Djamarah, Syaifol Bahri & Aswan Z. 1987. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta
Hadi, S. 1987. Metodologi Research Jilid 3. Yogyakarta: Andi Offset.
Hidayat, K. 1991. Perencanaan Pengajaran Bahasa Indonesia. Bandung : Bina Cita.
Mulyasa, E. 2002. Kurikulian Berbasis Kompetensi Konsep Karakteristik, dan Implementasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Nurhadi. 1987. Membaca cepat dan Efektif. Bandung; CV Sinar Baru.
Pusat Kurikulum-Balitbang. 2002. Kurikulvm Berbasis Kompetensi. Jakarta Pusat; Depdiknas RI.
Rusyana, Y. 2002. Pembelajaran Berbahasa dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung; Makalah.
Sudjana, MD. 1999. Ttmtutan Penyusunan Karya Ilmiah. Bandung; Sinar Baru Algesindo.

Tarigan, H.G. 1979. Membaca sbagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.
Tarigan, H.G. 1987. Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.
Udin, T. 1987. Ilmu Pendidikan. Bandung: Epsilon Grup.


Bagi yang ingin mendapat download skripsi lengkap dengan isinya dari mulai Bab I sampai Bab V dan disertai dengan lampiran, proposal, abstrak, daftar isi dan daftar pustaka 
silahkan sms ke:  022 95910535 atau kirim email 
ke: ayurostikathea@yahoo.co.id

0 komentar:

Post a Comment